Rabu, 10 Juli 2019

Cerita Tentang Penjual Bawang





Cerita ini dimulai puluhan tahun silam. Seperti hari-hari biasa saya mendapat mandat dari ibu saya untuk berbelanja harian ke pasar dekat rumah. Setelah melewati kios oncom dan ikan asin, tiba-tiba sayup-sayup saya mendengar senandung seorang wanita yang menyanyikan lagu berbahasa Inggris yang kira-kira liriknya berbunyi demikian: "Confessing single to every women, actually his warehouse is full of his grandson..dst dst.. Saya lupa kelanjutannya.

Sebagai seorang anak kecil yang menaruh minat besar terhadap bahasa, saya mencari sumber suara itu. Ternyata lagu berbahasa Inggris itu dinyanyikan dengan lirih oleh seorang mbak penjual cabai keriting dan aneka bawang dengan tatapan mata yang nanar. 
Sambil pura-pura memilah bawang, saya berpikir keras bagaimana caranya saya bisa berbincang dengan kakak bersuara merdu itu. "Mbak, punya kunci inggris ?.." Saya mengeluarkan jurus berkenalan yg cukup ampuh di era itu demi memancing obrolan. 

Singkat kata sayapun berkenalan dengannya. Rupa-rupanya lagu yang dinyanyikannya tadi berjudul ‘ Old Caladium’ yang terinspirasi dari kehidupan di pasar.
Dalam beberapa perjumpaan berikutnya di kios bawang itu, si mbak sempat mengutarkan keinginannya untuk menjadi penyanyi yang go international. Sambil malu-malu dia memperlihatkan coretan-coretan lirik berbahasa Inggris untuk saya koreksi grammar dan spellingnya. Salah satu lagu yang masih saya ingat adalah yang berjudul ‘The Shadow of Illusion’, menurutnya lagu itu ditulisnya setelah menonton pertunjukan sulap di TVRI. Begitupun juga dengan sebuah lagu yang berjudul ‘Mimpi’ yang menceritakan tentang kisah cinta nelayan di pesisir Jakarta.

Waktu berlalu dan saya semakin jarang bisa dipercaya oleh ibu untuk berbelanja ke pasar, karena uang kembalian selalu saya pakai untuk membeli obat-obatan dan minuman keras. Dan perlahan si mbak penjual bawang itupun perlahan menghilang dari ingatan saya.

Manusia boleh berencana, namun Tuhan jua lah yang berkehendak. Siapa yang menyangka bahwa puluhan tahun kemudian, si mbak penjual bawang itu kini telah menjadi seorang penyanyi terkenal, sementara saya disibukkan dengan kegiatan-kegiatan sosial. Beberapa kali, saya terkekeh haru saat mendengar beberapa lagu-lagu hits-nya yang saya tahu pasti bercerita tentang masa lalunya sebagai penjual bawang.

Siang tadi, setelah membeli voucher listrik di Indomaret terdekat, saya menyalakan komputer dan membrowsing gambarnya. Dan atas nama masa lalu, saya mem-photoshop foto-foto ini.