Selasa, 08 November 2011

Melbourne, Oktober 2011


agan harahap
Saya dan beberapa kawan dari Mes56 Jogja, berkesempatan untuk memamerkan karya-karya kami di Centre for Contemporary Photography (CCP) Melbourne. Ini adalah sebagian foto-foto dari lawatan dakwah fotografiyah kami ke Melb tempo hari. Selamat menikmati!

Rumah Di Negeri Kangguru
Photobucket
Untuk 6 hari pertama, kami tinggal di sebuah hotel yang cukup mewah dengan pemandangan lansekap kota Melbourne yang menakjubkan.

Akibat 'kesalahan teknis', maka kami terpaksa harus menumpang untuk tinggal semalam di rumah Georgia Sedgwick, kurator kami yang baik hati dan 'untungnya' teramat fasih berbahasa Indonesia. Jadi kami sama sekali tidak susah-susah memakai 'bahasa tarzan' dalam berkomunikasi dengannya.

Casey's House
Photobucket
Hari berikutnya, kami pun pindah ke sebuah rumah tua. Casey's House. Rumah ini termasuk salah satu bangunan tertua di kota Melbourne. Menurut buku yang tak sengaja saya temui disana, rumah itu adalah bekas kediaman seorang tokoh Australia: Richard Casey.
Interior dan beberapa bagian rumah tetap di pertahankan seperti aslinya. Bahkan di dalam lemari pun masih terdapat berbagai peralatan make-up dsb yang tetap dibiarkan sebagaimana aslinya.
Rumah ini kini diperuntukkan untuk seniman yang berkunjung di Melb dengan tarif yang cukup yang terjangkau.



Gertrude Contemporary
Photobucket
Adalah tempat pameran dan kumpulan dari belasan studio residensi yang memproduksi karya-karya seni mutakhir dari berbagai seniman kekinian. Kami berkesempatan melawat salah satu 'situs suci' ini.




Tralala- trilili bersama teman-teman
Photobucket




One Day With Danius Kesminas
agan harahap
Enerjik dan lincah. Itulah kata-kata yang saya rasa paling tepat untuk menggambarkan sosok kawan baru ini. Danius adalah pengagas dan pendiri band 'punk fenomenal' bernama Punkasila


Food And Drink
agan harahap
Untuk sebagian orang, adalah kampungan apabila memamerkan foto-foto makanan dan minuman. Tapi buat saya (sebagai orang yang gemar makan dan minum), ini adalah bentuk 'penghormatan' saya kepada apa yang telah saya telan yang memberikan kekuatan dan kesehatan dalam melangsungkan hari-hari dalam kehidupan saya.

Jamuan makan malam yang sangat mengesankan di rumah Saskia Schut.


Berikut jajanan kami sehari-hari
Photobucket

Saya adalah penggemar bir. Dan ini adalah bentuk 'penghormatan' saya kepada bir!


MELBOURNE & BLABLABLA
agan harahap




Photobucket
Photobucket
Photobucket



Photobucket
Demikianlah lawatan singkat dalam rangka 'dakwah fotografiyah' saya di negri kangguru. Terimakasih untuk MES56, CCP, Georgia Sedgwick, Kristi Monfries, Adri Gunawan, Esti Nurjadin, Vivi Yip dan teman-teman lain yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu.

*photos by Agan Harahap dan Angki Purbandono


PS : I Want to Believe!
Photobucket
Berikut adalah foto 'penampakan' yang tak sengaja saya tangkap di pesawat ketika pagi menjelang di ketinggian sekian ribu meter di atas Sumatera. Dua cahaya benderang tampak berada beberapa puluh meter di bawah sayap pesawat dan segera melesat cepat dan menghilang ditelan langit.











MES 56 @ CCP - MELBOURNE

28.10.2011—11.12.2011
GALLERY 3
JIM ALLEN ABEL, WIMO AMBALA BAYANG, AKIQ AW, AGAN HARAHAP AND ANGKI PURBANDONO. CURATED BY KRISTI MONFRIES AND GEORGIE SEDGWICK
RUANG MES56: CONTEMPORARY PHOTOGRAPHY FROM INDONESIA

agan harahap

For the last ten years the artists in the Ruang Mes56 collective have been responding to changes occurring within their rapidly developing nation, Indonesia. Primarily working in photography, their work offers insights into the issues they face as a generation responsible for their own future—a future vision, shaped in part by the images they create.

Curated by Kristi Monfries and Georgie Sedgwick, the exhibition presents works by five artists from the Ruang Mes56 stable: Wimo Ambala Bayang, Akiq AW, Agan Harahap, Angki Purbandono and Jim Allen Abel. Jim Allen Abel's works visually deconstruct authority through the symbol of the uniform, utilising performance art practices, action and awkwardness, whilst Agan Harahap's playful anthropomorphic images question Indonesian cultural attitudes towards the natural world. Angki Purbandono's disturbing and ironic 'fashion book' observes outsider fashion styles of the homeless and forgotten on the streets of Yogyakarta and Jakarta. Wimo Ambala Bayang's photographs critique contemporary political and cultural realities through the prism of Javanese mythology. Akiq AW's work explores the visual semiotics of space through the ordering of colour and shape, resulting in a highly coded series of images that try to make sense of a landscape that is by nature chaotic.



Ruang Mes56 is at the forefront of the contemporary photography movement in Indonesia, a young scene that is attracting the attention of the local and international community for its fresh take on the medium, as well as the insights they offer into contemporary Indonesian society as it shapes—and is shaped by—our increasingly globalised world.