Rabu, 21 Oktober 2015

(Album Kenangan) Mencermati Nuansa Tarling Dalam Lagu-Lagu Pharrell Williams



Pharrell Williams bersama psikolog anak, Seto Mulyadi

 Mengetahui minat dan bakat anak adalah salah satu hal penting yang perlu diketahui orang tua sejak sang anak masih berusia dini. Ketidaktahuan tentang tumbuh kembang anak baik secara jasmani maupun rohani dapat berakibat buruk pada masa depan si anak. Selain minat dan bakat yang harus terus dipupuk dan diarahkan, para orang tua juga harus bisa mengatasi atau paling tidak meminimalisir akan trauma masa kecil yang pernah dialami anak.
Hampir semua orang pernah memiliki trauma semasa kecilnya. Dalam hal ini, orang tua jelas memegang peranan penting dalam membimbing dan membantu anak mengatasi trauma.

Hal serupa juga yang terjadi pada seorang Pharrell Williams. Siapa yang pernah menyangka bahwa Pharrell yang terkenal dengan kemampuan menyanyi dan koreografi, ternyata pernah memiliki trauma akan tari-tarian. Trauma ini diawali ketika Pharrell bersama teman-teman diminta untuk membawakan tari Saman pada sebuah pentas di sekolahnya. Sebagaimana kita ketahui, bahwa tarian khas Aceh itu adalah tarian yang membutuhkan koordinasi koreografi secara presisi dari antara penarinya. Sementara Pharrell yang pada waktu itu belum bisa membedakan kanan dan kiri, tanpa sengaja malah membentur-benturkan kepalanya dengan kepala anak-anak lain yang berada di sebelahnya. Tarian  itu pun berantakan dan Pharrell harus menanggung malu akibat ditertawakan penonton. Permasalahan ternyata berlanjut sampai beberapa tahun kemudian. Pharrell menjadi trauma akan semua bentuk tari-tarian. Ia kerap menangis ketakutan setiap melihat tarian. Tidak hanya itu, Pharrel berubah menjadi sosok yang pemurung dan penyendiri.

Perubahan pada diri Pharrell jelas menimbulkan rasa khawatir pada kedua orang tuanya sehingga mereka terpaksa mengkonsultasikan masalah ini pada seorang psikolog anak. Menurut sang psikolog, trauma ini harus segera diatasi karena bisa berdampak buruk pada masa depan anak. Metode terapi yang digunakan cukup sederhana, yakni mengenalkan Pharrell dengan musik. Menurut sang psikolog, ketika mendengarkan musik ada syaraf-syaraf tertentu di otak yang bisa langsung merespon anggota tubuh yang lain untuk bergoyang mengikuti irama. Disini, pemilihan genre musik mengambil peranan penting untuk mengatasi rasa trauma akan tarian yang dialami Pharrell. Setelah melalui masa orientasi yang cukup panjang, maka disepakati bahwa Pharrell harus mendalami musik Tarling. Karena menurut sang psikolog, musik Tarling memiliki efek tertentu yang menimbulkan sensasi untuk bergoyang yang cukup dominan dibanding dengan genre musik lain.


Pharrell Williams dalam sebuah sesi latihan tari dan koreografi untuk persiapan salah satu konsernya

Masa-masa terapi pun mulai dijalani dandari waktu ke waktu Pharrell mulai menunjukkan perubahan yang signifikan. Lagu-lagu berirama Tarling seperti 'Sewulan Maning', 'Waru Doyong', Mong Diwayu', 'Padang Bulan' dll mulai akrab ditelinganya. Tidak hanya itu, dinding kamarnya pun mulai ramai dipenuhi oleh poster-poster penyanyi-penyanyi Tarling seperti Aas Rolani dan Cucun Novia yang kini menjadi idola barunya. Perlahan namun pasti, Pharrell mulai bisa mengatasi rasa traumanya akan tari-tarian yang kerap menghantuinya. Pharrell juga mulai membuka dirinya dan kembali bisa bergaul dengan teman-temannya. Menurut salah seorang teman sekolahnya, Pharell menjadi panutan murid-murid lain karena dianggap tahu banyak soal musik cutting edge.
Tak hanya berkembang secara musikalitas dan tarian, ternyata Pharrel juga semakin menunjukkan minat dan bakatnya dalam bidang sastra dan literatur. Tercatat ada ratusan puisi dan lirik-lirik romantis yang ia ciptakan dalam masa terapi penyembuhannya. Menurut pengakuan Djasimin Sihaloho, guru olahraganya di sekolah, tidak sedikit gadis-gadis yang menaruh hati kepadanya karena puisi-puisinya yang mampu meluluhkan hati banyak wanita.

Kenangan ning laut eretan.. Wong loro, nyawang ombak lautan..
Ngucap janji, sehidup semati.. Angin laut, sing dadi saksi..
Ana lintang ana ulan.. Jejer-jejer ring ndhuwuran..
Ati bungah sing karuan.. Ndeleng riko liwat ngarepan..


Wanita mana yang tak akan tergetar hatinya ketika mendengarkan sebait puisi di atas, hasil gubahannya. Gaya flamboyan Pharrell ditambah dengan tutur bahasa yang unik, sontak membuatnya menjadi idola baru bagi kaum hawa, baik tua maupun muda.

Sampai menjelma menjadi seorang mega superstar yang dipuja jutaan penggemar dari seantero jagad, kita masih bisa merasakan sentuhan warna-warna musik Tarling di beberapa lagunya. Menurut pengamat musik David Tarigan, semenjak dari album pertamanya (tahun 2006), setidaknya ada 8 lagu yang kental akan nuansa Cirebonan. David melanjutkan, bahwa aransemen lagu 'Happy' juga terasa sangat kental akan nuansa Pesisir Utara. Dalam sebuah artikel wawancara di majalah musik Trax, Pharell sempat bersikeras memasukkan suara kendang untuk menggantikan bunyi tepukan tangan di lagu 'Happy'. Namun setelah perdebatan yang cukup panjang dengan rekan-rekan sejawatnya, akhirnya Pharrell terpaksa mengalahkan ego dan idealismenya sebagai seorang musisi demi pertimbangan pasar.

David Tarigan juga menambahkan, selain referensi musik, pengalaman hidup seseorang juga secara tidak langsung akan turut berimbas dan memberi kontribusi tersendiri pada estetika yang dimiliki seorang musisi. Latar belakang serta perjalanan musikalitas Pharrell Williams yang penuh warna dan lika-liku itulah yang akhirnya membentuk pribadi seperti yang kita kenal sekarang ini.



Pharrell terpaksa harus menanggalkan idealismenya atas nama pasar





Minggu, 18 Oktober 2015

(Album Kenangan) Leonardo Dicaprio Dan Falsafah Tahu Gejrot


Masa remaja Leonardo Dicaprio di Tanah Pasundan


Dalam usianya yang masih sangat belia, Leonardo Dicaprio harus menerima kenyataan pahit akan perceraian orang tuanya. Namun tidak banyak diketahui publik, bahwa ketika kedua orang tuanya sedang sibuk mengurus harta gono-gini mereka, dan demi menghindari dampak buruk pada psikologi anak mereka, maka Leonardo Dicaprio terpaksa 'diungsikan' selama beberapa waktu ke rumah salah satu kerabat keluarganya di pinggiran kota Bandung, Jawa Barat.

Berikut adalah petikan pembicaraan singkat saya dengan Leonardo Dicaprio melalui Skype perihal masa 'pengasingannya' di Bandung dulu. Saya cukup terhenyak ketika di tengah perbincangan, samar-samar saya mendengar lagu "Mawar Bodas'  yang diputar di itunesnya.

AH : " Hi Leo, What are you listening man ? "
LD  : " Oh.. I don't know man. My Itunes randomly playing this music"
AH  : " Do you know Darso? Legendary musician from West Java ? "
LD  : " Dare..So..? No.. I don't know him. Is he famous ?"

Entah mengapa saya mendapatkan kesan bahwa Leo, yang sekarang menjadi salah satu selebriti dunia dengan bayaran termahal, sedang mencoba menutup-nutupi kegemarannya akan musik-musik Sunda. Namun berkat ilmu interogasi yang saya pelajari sewaktu masih aktif di Resimen Mahasiswa, sedikit demi sedikit saya bisa mengorek keterangan perihal masa lalunya di Tanah Pasundan.


Tidak banyak yang bisa diingat oleh pemeran Jack Dawson dalam film Titanic itu tentang Indonesia karena waktu kunjungannya yang terbilang singkat. Masa-masa awal kedatanganya di kota kembang dihabiskan dengan menangis seorang diri di dalam kamar. Kerinduannya akan sosok ibu yang sedang mengurus perceraiannya di Amerika Serikat tak pelak membuatnya depresi. "I don't have an appetite, I Can't sleep well and oh.. I can't stop thinking about her.. " (Makan ku tak enak, tidur ku pun tiada nyenyak, selalu teringat oh diri mu..)

Leo yang sedang berbincang dengan saya melalui Skype
Merasa bosan akibat terus menerus bermuram durja di dalam kamar, Leo memutuskan untuk keluar sekedar mencari udara segar dan mulai bersosialisasi dengan lingkungan barunya. Dalam keadaan serba tak menentu akibat perceraian orang tuanya, tiba-tiba ia melihat seorang penjual tahu gejrot dan segera menghampirinya.
"Aa, meser siji A. Cengek na nu loba nya..' ujarnya kepada mamang tahu gejrot itu dengan bahasa Sunda yang terbata-bata bercampur logat Inggris yang kental.  "Yeah bro.. I do learn some Sundanese but its a long time ago.." Ujarnya berkilah.

"In that time, I feel there's some connection between me and tahu gejrot, bro..."
 
Menurut pengakuannya, setelah membayar dan memasukkan tahu gejrot itu kedalam mulutnya, seketika itu juga, seperti mendapatkan wahyu llahi, ia seolah menemukan jawaban dari segala problematikanya dalam tahu gejrot. "In that time, I feel there's some connection between me and tahu gejrot bro..." Dengan sedikit berfalsafah Leo menerangkan bahwa saat itu ia merasa ada kesamaan nasib antara dirinya dan tahu gejrot yang hanya bisa pasrah dipotong-potong dan diberi kuah pedas. "The spicy taste in the tahu gejrot is the representation of my feeling. I feel like mashed tofu, bro.." (Aku tak ubahnya seperti tahu gejrot, mas).

Keputusan untuk menjadikan tahu gejrot sebagai pelarian justru memberi dampak buruk pada kesehatannya. Alih-alih merasa senang dan terhibur, Leo malah terserang diare akut sehingga membuatnya terpaksa dirawat selama beberapa hari di RS Hassan Sadikin. Namun suasana rumah sakit yang kusam dan sepi malah membuatnya semakin merasa depresi. Sehingga dalam sebuah kesempatan, Leo memutuskan untuk lari diri dari rumah sakit itu.

"I had to run far far away from the hospital until I saw a boat on the side of the road, and suddenly I was hit by a green car. And before I passed out, I remember someone yelling about coconut .." Entah karena bahasa Inggris saya yang jelek,ditambah lagi dengan koneksi Speedy di rumah saya yang kurang baik sehingga saya tidak dapat menangkap jelas arti dari cerita-cerita surealisnya yang penuh dengan bahasa kiasan. Istri saya yang asli Bandung dan kebetulan juga mendengarkan percakapan kami, mencoba mengartikan kata-kata absurdnya tadi. Istri saya berpendapat, bahwa saat itu Leonardo lari tidak begitu jauh dari RSHS sampai Perahu Jeans, Cihampelas. Dan tertabrak oleh angkot Kalapa -Ledeng. Saya mencoba mengkonfirmasikan penjelasan istri saya kepadanya. Namun Leo sudah tidak nampak lagi di layar.

AH : " Is that true Bro? That you hit by the angkot Kalapa -Ledeng? " Leo? Are You Still there? Hello.?? "

Tidak ada jawaban sama sekali dari Leonardo Dicaprio. Sosoknya menghilang dari layar skype. Entah mungkin ada kesibukan mendadak atau menghindar karena merasa malu akan masa lalunya. Sebelum memutuskan sambungan skype, sayup-sayup saya masih mendengarkan lantunan lagu-lagu Sunda yang diputar di itunesnya.

  
Is is ulah kitu is is.. Ulah bendu is is.. Ulah belikan..







Jumat, 16 Oktober 2015

(Album Kenangan) Rihanna: Masa Lalu Dan Makanan Favorit


Masa kecil Rihanna dalam sebuah pentas menyambut Hari Kartini, 1994


Siapa yang menyangka, Rihanna, sang pelantun lagu 'Umbrella' yang hidup dengan bergelimang kemewahan serta ketenaran, ternyata pernah mengalami masa-masa sulit dalam kehidupannya. Berada dalam keadaan serba kekurangan, memaksa Rihanna harus turut bekerja sepulang sekolah demi membantu keluarganya. Namun segala kesusahan itu tak membuatnya larut keadaan. Rihanna justru makin semangat mengejar impiannya sebagai seorang diva.

Lagu Umbrella yang sukses menghantar dirinya ke tangga popularitas, justru tercipta pada masa-masa sulit itu. Rihanna sempat terdiam cukup lama ketika saya menanyakan inspirasinya ketika menciptakan lagu Umbrella. "Mergo kahanan aku kepekso nyambut gawe nggo keluargaku mas.. Nek musim udan, aku dadi ojek payung.." Ujarnya dengan mata berkaca-kaca, terkenang masa lalunya. Di lagu tersebut, Rihanna bercerita tentang seorang sahabatnya sesama pengojek payung yang tersambar petir dan demi kesembuhannya, sahabatnya tersebut terpaksa harus menjalani terapi di sebuah klinik pengobatan alternatif.

( Wawancara sempat terhenti sejenak karena Rihanna menangis terkenang akan masa lalunya).

Agar tidak berlarut-larut dalam kesedihan, saya pun mencoba mengalihkan pembicaraan seputar menu diet dan kiat-kiat menjaga kebugaran tubuh di tengah aktivitasnya yang padat. Bagi seorang Rihanna, menjaga kebugaran tubuh adalah sebuah kewajiban. Sebab menurutnya, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat.

Rihanna kembali terdiam, larut akan kenangan masa lalunya ketika saya menanyakan tentang makanan favoritnya.  "Bali sekolah aku dodolan kacang rebus  neng terminal Giwangan  mas....." Ujar Rihanna kembali menangis sambil meraung-raung sehingga saya terpaksa harus segera menyudahi sesi wawancara ini.

Seraya membereskan alat rekam, saya memberikan sebuah pertanyaan terakhir terkait dengan persiapan-persiapan menjelang peluncuran album barunya, "Kabeh ikhlas tak lakoni sing penting halal mas.." Ujarnya setengah berbisik sembari menyeka air matanya yang masih mengalir di pipi.


Rabu, 14 Oktober 2015

(Album Kenangan) Illuminati Dalam Kancah Musik Dunia


Dave Grohl dengan t-shirt yang menggambarkan 'Eye of Horus'. Di sebuah studio rekaman. Seattle 1994




Illuminati seolah menjadi bahasan yang tak pernah lekang dimakan jaman. Illuminati seolah terlibat di hampir semua peristiwa besar yang terjadi di dunia mulai dari bencana alam, perang, krisis, sampai kematian tokoh politik dan selebriti, kerap dikaitkan dengan kelompok ini.

Bukan suatu hal yang baru bila ada beberapa teori yang mengatakan bahwa kelompok ini ingin menanamkan pengaruhnya kepada anak-anak muda melalui musik dan dunia hiburan. Banyaknya bukti-bukti yang mengarah kepada sejumlah musisi akan keterlibatannya dalam illuminati, seolah semakin memperjelas keberadaan kelompok ini. Walau masih dalam wujud yang samar-samar.

Kematian Michael Jackson pada 2009 lalu masih menyisakan kabut misteri akan latar belakang dan motif kematiannya. Tidak sedikit pula orang yang mengatakan bahwa illuminati berada dibalik kematian sang raja pop itu. Beberapa media sempat melansir, bahwa sesaat sebelum kematiannya, MJ sedang berada dalam keadaan depresi dan penuh tekanan. Bahkan MJ juga sempat mengatakan bahwa ada sebuah kekuatan besar yang ingin menjatuhkannya dengan menjatuhkan nama baik dan popularitasnya. Michael Jackson meninggal dunia pada 25 Juni 2009.

Begitu juga yang terjadi dengan  legenda musik grunge, Kurt Cobain, yang masih menyisakan sejumlah pertanyaan akan kematiannya. Dalam keterkaitannya dengan kelomok Illuminati,  beberapa pendapat mengatakan bahwa Kurt pada awalnya adalah anggota dan merupakan salah satu motor propaganda dari illuminati. Namun entah kenapa beberapa saat menjelang kematiannya, Kurt memutuskan untuk keluar dari kelompok ini karena semakin tidak kuat memikul beban dan tanggung jawab sebagai konsekuensi dari kepopularitasannya. Hengkangnya Kurt dari Illuminati jelas dianggap sebagai sebuah bahaya laten yang bisa membahayakan kelompok ini sehingga dibutuhkan sebuah tindakan tegas untuk mengakhiri ancaman ini. Kurt Cobain diketemukan tewas pada 8 April 1994.

Kematian tragis Kurt Cobain secara otomatis mengakhiri perjalanan band legenda musik grunge, Nirvana. Di tahun yang sama, sang drummer, Dave Grohl, juga membentuk sebuah band yang bernama Foo Fighters. Sebuah band yang juga melegenda dalam kancah rock dunia.

Foto Dave Grohl di atas diambil pada medio 1994 di sebuah studio rekaman di Seattle, beberapa minggu setelah kematian Kurt Cobain. Foto di atas seolah menjadi bukti yang mempertegas keberadaan kelompok Illuminati dibalik nama besar Nirvana dan Foo Fighters. Dalam foto, nampak Dave Grohl sedang mengenakan t-shirt yang menggambarkan sebuah mata. Dalam sejarah mitologi Mesir kuno, mata itu dikenal sebagai 'Eye of Horus' yang melambangkan kekuatan dalam satu kepemimpinan, yang juga menjadi salah satu ciri pokok dari kelompok Illuminati, selain jangka, obelisk dan piramida. Gambar Eye of Horus tersebut juga dapat ditemui dalam berbagai bentuk dan perwujudan seperti mata uang Dollar Amerika Serikat, album Dangerous Michael Jackson dan masih banyak lagi.

Sampai saat ini, keberadaan kelompok illuminati seolah masih menjadi misteri. Begitu juga halnya akan keterlibatan kelompok ini dalam berbagai peristiwa dunia yang juga masih menyisakan sejumlah tanya yang tak terjawab. Apakah kelompok ini akan menjadi ancaman bagi peradaban manusia? Entahlah.

Sebagai manusia biasa, kita tentu kerap dihantui oleh berbagai kekhawatiran akan kehidupan kita di dunia fana ini. Namun hendaknya, sebagai orang yang beriman, seyogyanya kita dapat terus meningkatkan kadar keimanan serta ketaqwaan kita, sambil terus memohon kepada Yang Kuasa agar senantiasa berada dalam lindunganNya.

Selasa, 13 Oktober 2015

(Album Kenangan) Kiprah Deddy Dores Di Panggung Hiburan Internasional


Deddy Dores bersama Ryan Gosling. Jakarta 1993



Nama Deddy Dores tentu sudah tidak asing lagi di jagad hiburan tanah air. Sebut saja Nike Ardilla, Nafa Urbach dan beberapa nama lain lagi yang sukses menorehkan tinta emas di blantika musik nasional berkat sentuhan tangan dinginnya.

Tidak banyak diketahui publik bahwa di awal tahun 90an, Deddy Dores pernah mencoba mengorbitkan seorang bintang idola cilik asal Canada. Kerap terlibat perselisihan dengan rivalnya, Papa T Bob dan Jefry Bule, Deddy Dores pun tidak mau ketinggalan untuk merambah ke jalur musik pop anak-anak. Namun kiprahnya di musik pop anak tidaklah secemerlang di jalur pop dewasa. Mencoba membuat breakthru dengan mengangkat tema-tema sosial, Album perdana "Ayah Kawin Lagi" yang bernuansa dangdut menuai kritik keras karena tidak sesuai dengan program pemerintah yang sedang gencar-gencarnya menggalakkan Keluarga Berencana. 

Seolah tak jera dengan album pertama, Deddy Dores bersama bocah Canada itu kembali mencoba menggebrak blantika musik tanah air dengan album keduanya yang berjudul "Malam Satu Suro" yang sekaligus juga merupakan judul single dari album tersebut. Tak berbeda jauh dengan album perdananya, album kedua  yang kental dengan unsur misteri itu ternyata tidak banyak menarik minat pembeli. Walau sempat hendak dirilis ulang oleh sebuah perusahaan rekaman dari Brunei Darussalam, namun album tersebut batal dipasarkan di Brunei karena Deddy tak rela bila judul dan lirik lagu 'Malam Satu Suro' harus diganti dengan bahasa Melayu.

Gagal di dua albumnya, penyanyi cilik asal Canada itu dikabarkan banting stir ke dunia akting. Setelah membintangi iklan obat nyamuk bakar dan iklan minyak gosok, karier bocah tampan itu semakin meredup dan perlahan menghilang dari ranah hiburan tanah air. Menurut sumber terpercaya, bocah tampan itu terpaksa pulang ke negaranya karena terkait masalah finansial.

Roda hidup memang tak selamanya berhenti di bawah. Kembali ke negara asalnya, bocah malang itu justru meraih sukses besar. Kariernya semakin bersinar di jagad perfimlan internasional. Film-film seperti The Note Book, Blue Valentine, Crazy Stupid Love, Drive, Gangster Squad dan puluhan film layar lebar lainnya telah sukses ia bintangi sehingga melambungkan namanya menjadi salah satu aktor dengan bayaran termahal di dunia.

Sebagai salah satu orang yang pernah berkiprah mengasah bakat serta akhlak si bocah tampan tersebut, nasib Deddy Dores justru berbanding terbalik dengan kesuksesan si bocah pelantun tembang 'Ayah Kawin Lagi' itu. Banyaknya artis-artis pendatang baru semakin menenggelamkan nama besarnya di kancah percaturan musik Indonesia.Menanggapi pertanyaan perihal artis cilik asuhannya yang kini menuai sukses di panggung internasional, Deddy Dores hanya menjawab pendek bahwa beliau turut bangga serta selalu mendoakan agar bocah tampan yang pernah diasuhnya itu bisa selalu berada dalam lindungan Yang Maha Kuasa, serta dijauhkan dari perbuatan-perbuatan yang melanggar perintah agama.


Senin, 12 Oktober 2015

(Album Kenangan) Selembar Foto Dari Dunia Fantasi


Bitney dan Christina berfoto di depan maskot Dunia Fantasi, Ancol. 1994

Beberapa hari yang lalu saya menyempatkan diri untuk berkunjung ke rumah ibu saya di bilangan Kampung Ambon, Pulomas. Ketika sedang membuka2 lemari pakaian, saya menemukan album-album foto lama keluarga kami. Kebetulan ibu adalah wanita yang sangat teliti dalam mengumpulkan arsip keluarga.
Dari sekian banyak foto yang terdapat di album itu, ada sebuah foto yang menarik perhatian saya.
Foto ini saya ambil di Dufan, Ancol th 94. Waktu itu saya masih siswa kelas 2 di SMP 1 PSKD. Ibu saya sengaja membekali saya kamera poket untuk mengabadikan momen2 bahagia bersama teman-teman.

Berbeda dengan kami yang masih terlihat takut-takut ketika ingin menaiki wahana Kora-Kora, saat itu ada sekelompok anak-anak bule yang terlihat sangat antusias dan bersemangat. Mereka berteriak-teriak kegirangan dan bahkan berani melepas tangan ketika perahu Kora-Kora sedang meluncur kencangnya. Diantara anak-anak bule itu, ada seorang anak perempuan yang mencuri perhatian saya. Wajahnya yang cantik dan senyumannya yang menawan membuat saya tidak bisa berhenti meliriknya.

Sebenarnya saya ingin sekali untuk berfoto berdua dengannya tapi sebagai anak kelas 2 SMP, tentu saja saya tidak berani mengutarakan maksud saya kepadanya. Selain juga saya takut ditertawakan oleh kawan-kawan saya yang lain. Akhirnya dengan berat hati saya membuang jauh-jauh keinginan saya untuk berfoto bersamanya. Dan gadis cantik itupun menghilang di tengah kerumunan.

Menjelang malam, rombongan kami pun bergerak ke arah pintu keluar untuk pulang. Tanpa sengaja saya kembali berpapasan dengannya. Tidak mau kehilangan momen untuk yang kedua kalinya, saya segera menghampirinya. Dengan bahasa Inggris yang terkontaminasi dengan bahasa Tarzan, saya beranikan diri untuk mengajaknya untuk berfoto berdua.

Syukurlah dia tidak marah atau takut, mengingat perawakan saya pada waktu itu cukup memprihatinkan. Gadis cantik itu hanya mengangguk dan tersenyum manis seolah paham akan maksud saya. Namun rupanya si gadis manis itu salah mengerti. Dia malah merangkul temannya dan langsung berpose di depan saya yang gemetar memegang kamera. Tanpa banyak pikir panjang, saya langsung saja memotretnya. Sesudah memotretnya, diluar dugaan gadis cantik itu malah merangkul saya dan menyuruh temannya untuk memotret kami. Tapi sayang seribu sayang, foto tadi adalah jepretan terakhir dari film Fuji isi 36 itu berikut bonusnya. Seolah mengerti akan kekecewaan saya, gadis itu mengulurkan tangannya mengajak saya berkenalan. Setelah berkenalan, gadis itu mengucapkan selamat tinggal dan berlari menyusul kawan-kawannya yang sudah menantinya di pintu keluar.

Masih jelas teringat dalam benak saya ketika gadis itu menyibakkan rambut pirangnya, menoleh kembali ke arah saya seraya melemparkan senyuman manis untuk yang terakhir kalinya sebelum menghilang di pengkolan jalan. Meninggalkan saya yang masih terkesima dibuatnya.


Agan Harahap

Selasa, 06 Oktober 2015

KATAKAN DENGAN BUNGA





"Selamat berbahagia"
- Dari aku yang masih mencintaimu

Demikian tulisan yang tertera di atas karangan bunga di sebuah resepsi pernikahan.

Memberi bunga untuk maksud/tujuan tertentu sudah menjadi hal yang biasa dan sering kita temui di hampir semua budaya di dunia. Mulai dari ucapan selamat, sampai ucapan turut berdukacita, semua di sampaikan dengan bunga. Tapi entah kenapa selalu saja bunga yang disertakan sebagai penyerta dalam berbagai ucapan. Saya rasa kayu atau batu tentu tidak kalah puitisnya bila dijadikan sebagai penyerta dalam berbagai ucapan selamat. Tapi apa hendak dikata, memberi bunga untuk penyerta ucapan atau maksud-maksud lain sudah menjadi konvensi global sejak jaman dahulu.

Bagi beberapa kalangan, bunga atau karangan bunga menjadi ajang tersendiri untuk menunjukkan posisi dan kedudukan dalam strata sosial tertentu. Banyaknya karangan bunga yang dipajang sampai jauh di luar dari lokasi resepsi, seoalah menunjukkan bahwa sang penerima karangan bunga tadi menduduki posisi tertentu dalam masyarakat sampai menerima ucapan selamat yang begitu banyaknya. Belum lagi bila kita bicara soal orang yang mengirim karangan bunga. Dalam bebagai kesempatan, kita sering kali menjumpai karangan bunga yang nama pengirimnya justru lebih menonjol ketimbang kata-kata ucapannya maupun nama orang yang dituju. Dan tentu saja, gelar/ jabatan/ predikat tertentu dari sang pengirim bunga seringkali menjadi alasan untuk mengesahkan tindakan diskriminatif terhadap karangan-karangan bunga.

Pada upacara kematian opung boru (nenek) saya beberapa tahun yang lalu, nampak sebuah karangan bunga yang cukup mentereng di bandingkan karangan-karangan bunga lainnya. Karangan bunga yang diletakkan tepat di depan pintu masuk rumah duka bertuliskan: 'Turut berduka cita atas berpulangnya Ny. H. Harahap Br Hutabarat' dari MENTRI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA: JERO WACIK. Saya tidak habis pikir, kenapa bisa-bisanya karangan bunga dari orang yang sama sekali tidak kami kenal malah ditempatkan tepat di depan pintu masuk, hanya karena orang itu menjabat sebagai mentri. Kenapa justru karangan-karangan bunga dari handai taulan dan kerabat dekat yang jelas mengenal baik opung kami malah diletakkan dipinggir. Inilah yang saya maksudkan dengan tindakan diskriminatif terhadap bunga. Tapi sebagai cucu, tentu saja saya tidak bisa berbuat apa-apa selain menerima dan memakluminya. Untung saja waktu itu Jero Wacik belum ditetapkan sebagai tersangka korupsi oleh KPK. Andaikan waktu itu dia sudah menjadi posisi tersangka korupsi, apakah karangan bunga darinya itu masih diletakkan di posisi mentereng itu? Saya rasa tidak.

Tentu saja, karangan bunga dengan ucapan selamat dari sang mantan tadi jauh terasa lebih tulus dan syahdu ketimbang karangan bunga pemberian pejabat atau presiden sekalipun. Dan sudah sepantasnya karangan bunga yang jujur dan syahdu tadi mendapat tempat khusus melebihi segala ucapan-ucapan dari mentri dan apartur negara walaupun hanya di dalam hati.


Agan Harahap