"Gan, Kobe meninggal”
Itu adalah pesan whatsapp pertama yang saya baca dini hari tadi dari manager saya, Freddy.
Saya tidak langsung serta-merta percaya. Belasan web saya buka seraya berharap bahwa berita ini hanyalah hoax murahan. Sayangnya, kabar itu benar adanya.
Kobe Bryant punya pengaruh yang sangat besar dalam hidup saya. Saya hidup dan bertumbuh dewasa bersama Kobe. Saya selalu memantaunya dari pertama dia masuk di liga NBA bahkan dari jaman tabloid Bola.
Kobe adalah salah satu pemain liga NBA yang masuk dari jenjang SMA. Pada era itu, saya, bersama jutaan remaja lain penggemar basket di seluruh dunia pun mungkin langsung memiliki mimpi, angan-angan dan cita-cita yang sama. Kalau Kobe Bryant bisa, kenapa kita tidak? Walau tentu saja, talenta luar biasa seperti itu jelas hanya mampu dimiliki oleh segelintir orang saja.
Tapi bola basket bukan hanya semata-mata sebatas keterampilan memasukkan bola ke dalam keranjang. Bola basket adalah tentang hidup. Tentang bagaimana kamu bisa berjuang, bertahan dan bekerjasama dalam menggapai harapan- harapan dalam hidup mu. - Mungkin ini terdengar klise, tapi ketika saya berhasil meraih kesuksesan- kesuksesan kecil dalam hidup, dalam hati kecil, saya merasa seperti Kobe yang berhasil menorehkan rekor baru dalam kariernya. Begitu juga saat saya mengalami berbagai kegagalan dan musibah dalam hidup saya. Bagaimanapun juga saya harus bangkit dan kembali berjuang demi anak-anak dan Iitri saya. That's the real ‘Mamba mentality'!
Hari ini, saya, kamu dan jutaan orang lain di seluruh dunia kehilangan sosok dari seorang Kobe Bryant, tapi disaat yang sama kita juga merayakan kehidupan dari seorang yang luar biasa yang sudah menginspirasi dan memotivasi kita dalam berjuang meraih mimpi dan menjalani hidup.
Selamat jalan Kobe Bryant. Terimakasih sudah menjadi bagian dari diri saya. Horas!
Yogyakarta, 27 Januari 2020
Agan Harahap