Pemilu legislatif baru saja berlalu dan sebentar lagi kita akan memasuki pemilihan presiden untuk menentukan nasib bangsa ini selama lima tahun kedepan. Banyak partai yang mendulang suara jauh di bawah target sehingga terpaksa berkoalisi dengan partai lain guna tercapainya berbagai maksud dan tujuan. Bicara soal perolehan suara dalam pemilu, tentu kita tidak bisa lepas dari pengaruh sosok atau tokoh yang digadang partai untuk menjadi kandidat presiden. Tapi mengandalkan ketokohan capres saja tidaklah cukup. Militansi kader tetap harus diperhatikan, semangat juga harus tetap dijaga untuk memaksimalkan kerja mesin partai. Salah satu alat untuk memacu semangat militan kader partai adalah musik. Dalam berbagai sejarah bangsa di seluruh dunia, telah terbukti bahwa musik adalah senjata yang ampuh untuk mengiringi derap langkah para patriot dan memacu semangat juang untuk merebut kemenangan.
Lalu bagaimana dengan lagu mars partai-partai peserta pemilu 2014 kemarin? Apakah lagu-lagu itu sudah cukup untuk menjadi bahan bakar yang ampuh untuk menggerakkan mesin partai? ataukah malah melempem sehingga mempengaruhi raihan suara yang tidak optimal? Ataukah untuk era sekarang ini lagu mars penyemangat kader sudah beralih fungsi, atau sekedar merupakan formalitas pelengkap dari syarat berdirinya sebuah partai?
Saya bukanlah seorang pengamat musik profesional yang mengerti seluk-beluk sejarah musik mars. Saya juga bukan pakar politik yang paham akan seluk-beluk urusan partai dan pemilu. Saya hanya mencoba melihat kembali fungsi lagu mars partai dalam peta perpolitikan tanah air di era modern ini dari kacamata pribadi saya. Bisa jadi ulasan ini menjadi terlalu naif atau mungkin juga terlalu sentimentil.
Selamat menikmati!
1. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
Partai yang diidentikkan dengan pesantren, kiyai dan santri ini ternyata mempercayakan urusan lagu mars partainya terhadap seorang komposer yang beragama Kristen. Tidak bisa dipungkiri kepiawaian seorang komposer Alfred Simanjuntak dalam merangkai kata dan nada menjadi sebuah mars yang humanis namun sekaligus tetap megah dan menggugah untuk mengiringi sebuah kebangkitan bangsa. Setelah lagu Bangun Pemudi Pemuda yang tersohor itu, maka bagi saya, Mars PKB inilah yang menjadi highlight dalam karier bermusik Alfred Simanjuntak.
2. Partai Demokrat
Sepanjang berdirinya, Partai Demokrat seperti tak pernah putus dirundung masalah korupsi. Rasanya tidak akan mampu untuk saya ceritakan secara terperinci berbagai kasus yang melibatkan para petinggi dan elit partai ini. Walaupun tokoh utama partai ini, Susilo Bambang Yudhoyono dikenal gemar menciptakan lagu, bahkan sudah menelurkan beberapa album sepanjang masa jabatannya sebagai Presiden Indonesia, namun saya menyangsikan keterlibatan beliau dalam pembuatan lagu mars Partai Demokrat yang begitu megah dan gagah ini. Kemegahan lagu mars partai ini sanggup membuat kita takjub dan berbagai kasus dan pelanggaran yang telah dibuat para petinggi dan elit partai, sejenak bisa terlupakan.
3. Partai Amanat Nasional (PAN)
Dengan irama yang terasa biasa-biasa saja dan opening lagu yang cukup berlebihan untuk ukuran sebuah partai yang katanya mengemban amanat nasional, namun lirik lagu mars partai ini dengan lugas dan jelas menggambarkan semangat cita-cita luhur kaum reformis ketika partai ini didirikan. Namun lirik lagu partai yang cukup puitis ini bisa saja sewaktu-waktu berubah menjadi lebay dan berlebihan apabila kita mengingat wajah Amien Rais. Walaupun 'dosa-dosa' partai ini tidak sedahsyat PKS dan Demokrat, tapi lagu mars Partai Amanat Nasional ini justru malah mengingatkan saya pada kesalahan-kesalahan yang pernah dibuat para petinggi partai ini. Sekecil apapun itu.
4. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)
Bila dibandingkan dengan lagu 'Prabowo-Hatta' gubahan Ahmad Dhani, saya jelas lebih memilih lagu ini. Selain memang karena masalah orisinalitas dan unsur-unsur fasis yang terkandung di dalamnya, lagu ini jelas lebih baik untuk dijadikan lagu latar untuk berbagai tayangan iklan partai yang bertubi-tubi belakangan ini.
Tapi entah kenapa begitu pertama kali saya mendengarkan lagu mars Gerindra ini, yang pertama kali terbayang oleh saya adalah sekelompok taruna yang sedang menjalani ospek yang dipaksa untuk bernyanyi di bawah tekanan. Walau secara keseluruhan saya cukup menyukai lagu mars partai ini, tapi untuk sebuah partai besar yang dipimpin oleh seorang mantan Jenderal Kopasus, lagu mars Partai Gerindra ini masih kurang jantan dan kurang gagah.
5. Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Setelah bisa dikata cukup berjaya pada beberapa pemilu yang lampau, namun seiring waktu berjalan, citra PKS yang awalnya dikenal jujur dan militan perlahan tergerus. Mulai dari kebijakan-kebijakannya yang terkadang tak masuk akal, kontroversi Tifatul Sembiring dengan berbagai tingkah polahnya, sampai ketua partai Lutfhi Hasan Ishaaq dan beberapa elit partai yang ditangkap KPK akibat keterlibatannya dalam korupsi dalam kasus impor daging sapi.
Tapi di luar segala centang- perenang urusan partai, saya menilai bahwa lagu mars PKS punya nilai tersendiri dibandingkan lagu-lagu mars peserta pemilu 2014 ini. Citra partai yang sedang ternoda seolah-olah tertutup oleh lantunan syahdu sekaligus kemegahan barisan nasyid militan yang berbaris dengan gagah mengusung panji-panji partai. Dan seperti Partai Demokrat, mars PKS sukses menutupi kebobrokan partainya sendiri. Bravo!
6. Partai Pembangunan Persatuan (PPP)
Sebelum kita mendengarkan lagu mars partai ini, pertama-tama kita harus membuang jauh-jauh imej Surya Dharma Ali yang terlalu identik dengan partai berlambang Ka'bah ini. Tinggalkan dosa-dosanya, lupakan wajahnya dari benak kita. Sudah? Kalau belum bisa juga melepaskan imej SDA, sebaiknya anda tidak perlu bersusah payah mendengarkan lagu mars partai ini karena hanya akan membuat anda merasa kecewa. Keluar dari lirik lagu yang begitu mulia, lagu yang mars gagah dan berirama cepat ini sangat cocok untuk mengiringi kegiatan baris-berbaris jawara-jawara Tanah Abang binaan H. Lulung. Bernasib sama dengan PAN, lagu mars PPP ini tidak mampu memunculkan imej positif dari partai maupun petinggi-petingginya.
7. Partai Bulan Bintang (PBB)
"Waktu terang bulan udara bersinar terang, teranglah sekali di kotalah Surabaya..dst dst.." Demikian sepenggal bait dari lagu yang berjudul Tanjung Perak yang dipopulerkan oleh Waljinah. Kenapa saya menghubungkan lagu Tanjung Perak dengan lagu mars Partai Bulan Bintang? Saya pun tak tahu. Mungkin saya melihat ada kemiripan nada di awal-awal lagu. Selebihnya saya tidak bisa berkomentar banyak. Menurut catatan, PBB adalah partai paling bersih dengan nomor urut paling bawah (hanya 1,14%) dalam kiprahnya di ajang korupsi nasional. Tidak banyak yang bisa saya komentari dari lagu mars PBB ini. Dengan nada yang monoton dan lirik yang datar-datar saja, mungkin kedepannya PBB bisa bekerjasama dengan musisi untuk mengaransemen ulang mars partainya supaya bisa menarik simpati publik serta meraup suara lebih banyak di pemilu-pemilu mendatang.
8. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)
Setelah saya mendengar lagu mars Partai Hanura, maka saya memaklumi bila di awal pilpres kemarin Partai ini terpecah. Wiranto bergabung dengan PDIP mendukung Jokowi, sementara Harry Tanoe merapat ke dalam poros koalisi GERINDRA yang mendukung Prabowo. Selain sebagai cerminan jiwa semangat partai, fungsi lagu mars adalah sebagai pemersatu yang mengiringi derap langkah barisan para anggota partai untuk berjuang bersama menuju Indonesia yang lebih baik. Dan dalam hal ini, lagu mars Partai Hanura telah gagal dalam fungsinya. Mungkin untuk di masa yang akan datang, lagu mars partai bisa didaur ulang atau mungkin sekalian diganti dengan lagu yang baru.
9. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)
Setelah mendengarkan lagu mars PDIP sampai selesai, saya merasa seperti seekor banteng yang sedang tersenggal-senggal di tengah arena, menunggu untuk menerima tikaman pencabut nyawa dari matador. Dengan tempo yang terlalu bersemangat dan nada yang menyentak-nyentak seperti itu, beberapa politisi PDIP yang perokok berat, pasti akan cukup susah payah menyelesaikan lagu mars partainya sendiri. Seperti lagu-lagu mars partai lainnya, tidak ada satupun catatan mengenai pencipta lagu mars PDIP ini, sehingga saya sulit mencari latar belakang atau motif sang komposer untuk menciptakan lagu dengan irama seperti ini. Saran saya, ada baiknya kalau mars PDIP ini janganlah terlampau sering dinyanyikan. Sebab bisa membahayakan kesehatan jantung para anggota partainya.
10. Partai Golongan Karya (Golkar)
Partai Golkar adalah salah satu partai tertua yang ikut dalam pemilu kali ini. Tidak perlu dikupas lagi tentang sepak terjang dan kebobrokan partai ini selama puluhan tahun berdiri. Durasi yang cukup lama untuk ukuran sebuah lagu mars partai (3 menit 10 detik), ditambah tempo dan semangat tinggi, maka kita akan sulit sekali menghafal atau bahkan memaknai tiap bait lirik lagu ini. Niat yang baik, tulus dan ikhlas sering kali tertutupi oleh semangat juang semu. Belum lagi kalau kita melihat dari tinjauan kesehatan, sudah jelas ini merupakan alasan utama partai Golkar selalu menyertakan kelompok paduan suara dari pemuda-pemudi yang sehat untuk menyanyikan lagu mars partainya. Setali tiga uang dengan PDIP, lagu mars Partai Golkar hampir-hampir tidak mungkin dinyanyikan oleh para anggota partainya yang rata-rata sudah berumur. Menimbang dari sisi kesehatan, maka ada baiknya supaya tempo lagu ini bisa diperlambat dan durasinya diperpendek. Atau alangkah lebih baik jika Golkar melibatkan Tantowi Yahya dalam menggubah lagu partainya.
11. Partai Nasional Demokrat (Nasdem)
Purwacaraka dan Inggrid Wijanarko adalah dua nama yang sudah tidak asing lagi dalam blantika musik tanah air, namun lagu mars jelas jauh berbeda dengan lagu pop, baik itu dari susunan kata, nada dan iramanya. Alih-alih menciptakan lagu yang gagah dan penuh semangat, lagu mars Partai Nasdem justru malah melempem. Dari suara bariton yang cukup dominan di dalam lagunya, saya mencurigai adanya keterlibatan ketua partai, Surya Paloh dalam lagu mars Nasdem. Kita jelas tidak akan mendapatkan hasil dan kepuasan yang maksimal ketika kreatifitas seniman dibatasi oleh aturan yang baku dan kaku. Namun benarkah ada intervensi Surya Paloh dalam pembuatan lagu mars partainya? Wallahu a'lam...
12. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI)
Dari semua lagu mars partai peserta pemilu 2014, hanya lagu mars dari PKPI yang bisa membuat saya bernostalgia dengan kenangan-kenangan masa kecil saya dahulu. Ketika setelah selesai mandi, saya harus duduk manis di depan radio dan mendengarkan kaset sandiwara 'Sanggar Cerita'. Ada kemiripan di bagian refrain lagu mars PKPI dengan lagu sandiwara Sanggar Cerita. Alih-alih menjadi lagu mars yang gagah dan membahana, lagu PKPI justru terdengar jenaka. Cocok sekali untuk mengiringi anak-anak sekedar sarapan atau berolahraga. Mungkin untuk di masa yang akan datang, PKPI tidak perlu ikut-ikutan megah dan gagah sehingga menimbulkan militansi semu seperti partai-partai lain. Cukup dengan melibatkan Papa T Bob atau Ria Enes, maka anak-anak dengan sendirinya akan meminta agar orang tuanya untuk memilih PKPI.
Demikianlah ulasan yang saya lakukan ketika anak saya, Merdu, sedang tidur siang.
Agan Harahap
*Penikmat politik dan pemerhati musik yang sok tau
Heheheh.. Boleh juga ulasannya.. Salam.
BalasHapusmakasih ya manteb nie ulasannya peluang usaha 2014 terbaru
BalasHapus