Pada
jamannya, musik pernah menjadi suatu hal yang bersifat ekslusif atau bahkan
'sakral' bagi sebagian orang. Paling tidak, seseorang harus memiliki modal yang
cukup untuk bisa menikmati musik-musik favorit dari toko-toko kaset terdekat.
Sementara untuk belajar kunci gitar, sebagian remaja tanggung pada masa itu
(termasuk saya), selalu berlangganan majalah-majalah yang memuat lirik dan
kunci gitar dari berbagai lagu yang sedang 'hits' pada masa itu.
Saya
teringat akan sebuah anekdot lama yang mengatakan bahwa, seorang pria akan
dapat dengan mudah mendapatkan pasangan jika ia mampu bernyanyi dan bermain
alat musik. Anekdot itu jugalah yang mendorong saya yang waktu itu masih duduk
di bangku SMA untuk belajar bermain gitar. Namun setelah mati-matian menghafal
kunci dan berbagai lirik lagu, saya tak kunjung jua mendapatkan kekasih pujaan
hati.
Hari
ini musik bukan lagi merupakan sesuatu yang ekslusif atau sakral. Berbagai
terobosan baru di dunia digital membuat musik menjadi sangat mudah untuk
diakses, didistribusikan dan dinikmati oleh berbagai kalangan secara
cuma-cuma.
Namun
sejatinya, musik tak akan pernah lekang dimakan waktu. Musik justru akan selalu
berkembang seiring perkembangan jaman. Anekdot lama tentang mendapatkan pacar
dengan bermain musik pun tak sepenuhnya usang dan tak layak pakai lagi. Kini,
orang tidak perlu bersusah payah menghafalkan kunci gitar dan memainkan
lagu-lagu tertentu demi mendapatkan pujaan hati. Mereka tinggal mencantumkan
link dari musik favorit mereka di lini masa berbagai jejaring media sosial agar
sang pujaan mengetahui isi hatinya. Tak hanya itu, orang bisa mencapai berbagai tujuan lain di lingkar sosialnya hanya dengan sekedar memposting lirik atau
tautan dari sebuah lagu di lini masa jejaring sosialnya masing-masing.
Masa
kampanye pilkada seperti ini adalah saat yang tepat untuk bicara soal
musik dan dampaknya bagi pembentukan citra di mata publik. Janji-janji
manis dengan tutur kata yang santun dan terukur serta dibalut dengan tampilan
yang memikat, rasanya belumlah lengkap bila sang punggawa belum menyumbang
'suara emasnya’ dalam menyanyikan satu-dua lagu.
Walaupun
ada beberapa pejabat yang diam-diam memendam hasrat untuk menjadi penyanyi,
namun pada umumnya, lagu-lagu yang dinyanyikan oleh para pejabat tersebut
bertujuan untuk menarik simpati massa. Bahkan terkadang, nyanyian para politisi
itu justru dipakai untuk menjatuhkan lawan politik. Dan tidak jarang pula ada politisi yang justru malah 'tersandung' oleh lagu yang mereka nyanyikan
sendiri.
Berikut
adalah daftar singkat yang memuat aksi 'brilian' para 'penyanyi-penyanyi
dadakan' tersebut dalam usahanya menuai simpatik maupun cemooh publik.
Selamat
menikmati:
8. Amien Rais : Menyanyikan Lagu 'Aja Lamis'
Amien
Rais bukanlah sosok politikus yang gemar mengidentikkan dirinya dengan musik.
Hampir tidak pernah kita menyaksikan Amien Rais bernyanyi di muka umum.
Walaupun beliau masih Nampak kaku untuk bernyanyi di hadapan kamera, namun
entah kenapa kita bisa dengan mudah menemukan beberapa video klipnya yang
tersebar di Youtube.
Di video klip ini Amien Raies menyanyikan lagu berbahasa Jawa yang berjudul 'Aja Lamis 'yang juga berarti 'Jangan Bohong'.
Sebagai seorang politikus jargon ini sudah tentu menjadi 'hal wajib' untuk menarik simpati massa. Bahwa mereka tidak akan pernah berbohong dan mengecewakan hati masyarakat blablabla. Namun apa yang terjadi malah sebaliknya. Amien Raies belakangan justru dikenal sebagai politisi yang lekat dengan janji palsunya .
Besar
kemungkinan bahwa lagu dan video klip ini diproduksi untuk menarik simpati/dukungan masyarakat di kantong-kantong basis politiknya yang memang notabene berada di daerah Jawa Tengah. Walau
tidak menutup kemungkinan juga kalau Amien Rais diam-diam memang memendam
ambisi yang cukup besar untuk menjadi seorang penyanyi.
7. Susilo Bambang Yudhoyono : 'Merajut Damai'
Sebagaimana
yang telah kita ketahui, SBY adalah pejabat yang cukup sering mengidentikkan
dirinya dengan musik. Beliau kerap terlihat tampil bernyanyi dengan percaya
diri di berbagai kesempatan.
Sebagai
salah satu calon presiden pada tahun 2004, SBY identik dengan lagu Pelangi Di
Matamu yang dipopulerkan oleh grup rock asal Ciamis Jawa Barat.
sebuah
pertemuan APEC di Bali tahun 2013, SBY bahkan sempat menunjukkan kebolehannya
bermain gitar dan bernyanyi lagu selamat ulang tahun untuk presiden
Rusia, Vladimir Putin.
Selama
2 periode kepemimpinannya sebagai Presiden Republik Indonesia, SBY bahkan
sukses menelurkan 2 buah album berisi lagu-lagu karangannya. Namun sayangnya,
sampai hari ini tidak ada satupun lagu-lagu SBY yang dikenal publik.
6. Habib Rizieq : Melantunkan Lagu
Belanggam Jawa dan Sunda
Siapa
yang tidak kenal Habib Rizieq Shihab? Ketua, merangkap Panglima besar,
sekaligus juga Imam besar FPI ini kerap mendapat sorotan dari berbagai pihak.
Setelah sukses dalam Aksi Bela Islam 414 dan 212 yang berhasil menggalang
ratusan ribu bahkan jutaan umat Islam untuk berkumpul di Monas,
pernyataan-pernyataan Habib Rizieq ini kerap menimbulkan pro dan kontra dari
berbagai pihak.
Namun
siapa yang menyangka, bahwa dibalik berbagai tingkah lakunya yang
kontroversial, Habib Rizieq adalah juga pencipta lagu. Tercatat ada belasan
lagu yang berhasil dicipta dan digubahnya.
Sebagai
‘pemain lama’ dalam ranah politik dan agama, Habib Rizieq juga dikenal lihai
dalam bermain watak dan pintar dalam menarik simpati publik. Minimal dari
massanya sendiri. Video di atas ditengarai dibuat setelah dirinya menuai
berbagai tudingan dari berbagai lapisan masyarakat terkait dengan
reaksinya terhadap pembacaan Al Quran dengan menggunakan langgam Jawa
dalam acara Isra’Mi’Raj di Istana Negara. Video ini sekaligus juga seakan
merupakan jawaban Habib Rizieq terhadap protes publik Jawa Barat terhadap
dirinya terkait ucapan Sampurasun yang dipelesetkannya menjadi Campur
Racun.
Walau
nampak sedikit canggung dalam melantunkan lagu-lagu berlanggam Jawa dan Sunda,
namun bagi saya, video ini menjadi jawaban yang sukses untuk mengembalikan
kepercayaan dari para pendukungnya khususnya yang berasal dari tanah Jawa dan
bumi Priangan.
5. Agus Hartamurti Yudhoyono (AHY):
Menyanyikan lagu 'Dia'
Bicara
soal AHY dan musik, tentu saja kita tidak dapat lepas dari SBY yang juga
merupakan ayahanda dari Agus. Perlu digaris bawahi, bahwa dalam 2 periode
jabatannya sebagai presiden Republik Indonesia, SBY sanggup dengan sukses
menghasilkan 2 album. Sebuah prestasi yang luar biasa dalam membagi waktu
antara urusan kenegaraan dan bermusik.
Dalam
video ucapan selamat ulang tahun yang dirilis dalam masa kampanye ini, AHY
terlihat ingin menampilkan keharmonisan rumah tangganya. Video tersebut mungkin
saja menuai sukses besar dalam kehidupan rumah tangganya secara pribadi. Tapi
video 'pamer kemesraan' itu justru berbanding terbalik terhadap para
suami-suami lain yang langsung serta-merta dianggap gagal dalam memupuk
keharmonisan rumah tangga.
Setelah
menonton video tersebut, istri saya langsung protes, tentang ketidak pekaan
saya dalam berbagai event yang menyangkut kemesraan rumah tangga. Namun hal
tersebut tentulah tidak dapat saya paparkan disini. Dan entah berapa
banyak lagi suami-suami di seantero tanah air ini yang senasib dan
sepenanggungan dengan saya, yang terpaksa harus mengelus dada akibat dampak
video tersebut terhadap kehidupan rumah tangga mereka.
4. Roy Suryo : Menyanyikan Indonesia Raya
Berawal
dengan dikenal sebagai pakar telematika, Roy Suryo kerap menuai berbagai cemooh
terkait dengan berbagai ucapan dan tingkah polahnya yang dianggap konyol dan
menjengkelkan bagi sebagian orang.
Masih
segar diingatan ketika pada tahun 2007 lalu, ketika Roy Suryo mengaku sebagai
orang pertama yang berhasil menemukan versi asli lagu Indonesia Raya yang
terdiri dari 3 stanza di sebuah perpustakaan di kota Leiden, Belanda. Walaupun
setelah dikonfirmasi oleh beberapa pihak, lagu Indonesia Raya 3 stanza itu
sudah ada di youtube sejak tahun 2006.
Entah
ada masalah apa Roy Suryo dengan lagu Indonesia Raya, sebab 7 tahun kemudian,
tepatnya tahun 2013, Roy Suryo lagi-lagi ‘tersandung’ oleh lagu kebangsaan ini.
Lagu Indonesia Raya adalah lagu yang hukumnya wajib bagi seluruh warga negara
republik ini. Anak-anak sejak sedini mungkin sudah diwajibkan untuk mampu
menghafal dan menyanyikan lagu ini dengan baik dan dengan sikap sempurna. Namun
Roy Suryo, yang kala itu menjabat sebagai Menteri Pemuda Dan Olahraga ternyata
tidak mampu menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan benar.
Tiba-tiba
saja saya teringat sebuah kalimat dari pelawak Abdel yang mengatakan : “Orang
pintar sangat mudah untuk berpura-pura bodoh. Namun orang bodoh akan kesulitan
untuk berpura-pura pintar”.
3. Basofi Sudirman : Tidak Semua Laki-Laki
Kiprahnya
sebagai gubernur DKI Jakarta mungkin tidak banyak dikenang, tapi lagu ’Tidak
Semua Laki-Laki’ merupakan salah satu lagu dangdut legendaris yang pernah
sangat populer pada tahun 90an awal. Penyanyinya adalah Basofi Sudirman, yang
pada waktu itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Siapa
yang mengira, dibalik tampangnya yang ‘cukup memelas’ dalam video klip ‘Tidak
Semua Laki-Laki’ tersebut, Basofi Sudirman merupakan salah satu jenderal TNI
Angkatan Darat yang memiliki segudang prestasi cemerlang sehingga ia didapuk
untuk duduk menjabat sebagai orang nomor satu di ibu kota negara ini.
Setelah
menunaikan masa jabatannya sebagai Gubernur DKI, dengan suara emasnya Basofi
Sudirman mendulang sukses melalui album-album dangdutnya. Namanya kini patut
disandingkan dengan para legenda dangdut tanah air seperti Meggy. Z, Hamdan ATT
maupun Imam S. Arifin.
2. Habib Rizieq: Menggubah lagu 'Naik-Naik Ke
Puncak Gunung'
Bukannya
tanpa sengaja saya mencantumkan nama Habib Rizieq dua kali dalam ‘chart’
singkat ini. Namun atas sumbangsihnya dalam musik politik tanah air, saya
sengaja mencantumkan kembali nama Habib Riziek. Lagu terbarunya
yang merupakan reka ulang dari lagu anak-anak yang berjudul ‘Naik-Naik Ke
Puncak Gunung’, bukan tidak mungkin suatu saat kelak, akan bisa
menggantikan lagu 'Darah Juang' sebagai anthem bagi para demonstran dalam
memprotes berbagai kebijakan pemerintah.
Dengan
tetap mempertahankan nada dan mengganti lirik lagu anak-anak tersebut, Habib
Rizieq secara brilian, telah sukses memprotes pemerintahan Jokowi yang
dianggapnya telah menyebabkan Indonesia dalam jurang keterpurukan dengan
menggunakan irama yang catchy dan (tentu saja) mudah diingat.
Sebagai
seorang tokoh politik yang juga seorang pencipta dan penggubah lagu, bagi saya,
Habib Rizieq jelas menempati posisi jauh di atas politisi-politisi lain yang
gemar mengidentikkan dirinya dalam bermusik. Bayangkan saja, Mars dan hymne FPI
ciptaannya kini sudah membahana di seluruh posko-posko FPI di seantero negri.
Tak hanya itu, lagu-lagu gubahan Habib Rizieq seperti 'Gantung Si Ahok' dan
'Ayo Revolusi' yang merupakan aransemen ulang dari lagu anak-anak 'Menanam
Jagung', sukses membuat bulu kuduk saya merinding empat kali lipat ketimbang
mendengarkan lagu-lagu dari Gorgoroth, Dimmu Borgir dan Venom.
1. Wiranto: Bagi Tuhan Tiada Yang
Mustahil
Dalam
kariernya sebagai seorang jenderal, Wiranto kerap dikaitkan dengan pelanggaran
HAM di berbagai daerah di Tanah Air khususnya pada peristiwa 98 dan Timor
Timur.
Namun
bagaimanapun juga, saya mengacungkan 2 jempol untuk Wiranto yang bisa dengan
sukses membawakan lagu gospel ini dalam sebuah perayaan Natal MNC
Group. Citranya yang kerap dikatakan orang sebagai seorang jenderal
berdarah dingin, seakan sirna oleh suara emasnya.
Ketika
saya sedang menyaksikan Wiranto menyanyikan lagu ini, tiba-tiba saya teringat
akan sebuah acara reality show yang ditayangkan di RCTI yang bertajuk
'Mewujudkan Mimpi Indonesia'. Dalam acara yang sarat muatan politik itu,
Wiranto menampilkan aksi yang cukup berani ( kalau tidak bisa dibilang konyol)
dengan menyamar menjadi 'wong cilik' guna mendengarkan aspirasi
rakyat.
Harus
diakui, bahwa Wiranto memang cukup lihai dalam bermain watak. Dan kalaupun dia
sedang kembali bersandiwara ketika menyanyikan lagu ini demi tujuan politik
tertentu, saya harus memberikan apresiasi tinggi karena penampilannya di lagu
tersebut, sungguh amatlah bagus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar